Senin, 14 Maret 2016

KEBAIKAN YANG AGUNG.

Moral: Menolak merugikan yang lain, hati yang baik memenangkan semua

 
Pada suatu masa, di Benares, India Utara, sang Bodhisattva terlahir dalam keluarga kerajaan. Ketika Beliau menjadi raja, Beliau dipangil dengan sebutan Kebaikan Yang Agung. Beliau mendapatkan panggilan tersebut karena Beliau selalu mencoba berbuat baik sepanjang waktu, bahkan ketika hasilnya mungkin tidak menguntungkan Beliau. Sebagai contoh, Beliau menghabiskan kebanyakan harta kerajaan untuk rumah dana, dan beliau menjalankan enam rumah dana. Di rumah-rumah ini, makanan dan bantuan diberikan secara gratis untuk semua yang miskin dan membutuhkan yang datang, bahkan para pengembara yang tidak dikenal. Segera, Raja Kebaikan Yang Agung menjadi terkenal atas kesabaran, cinta kasih dan kasih sayangnya. Dikisahkan bahwa Beliau mencintai semua makhluk hidup persis seperti seorang ayah mencintai anak-anaknya yang masih kecil.

Tentu saja, Raja Kebaikan juga memperingati hari-hari suci dengan tidak makan. Dan secara alamiah, Beliau mempraktekkan 'Lima Tahapan Pelatihan ,' tidak melakukan lima tindakan yang tidak bajik. Tindakan-tindakan ini adalah: menghancurkan kehidupan, mengambil apa yang tidak diberikan, melakukan tindakan seksual yang salah, berbicara tidak jujur, dan kehilangan kesadaran akibat pengaruh alkohol. Dengan demikian, kebaikannya yang lembut menjadi makin dan makin murni.

Karena Beliau tidak berkeinginan merugikan seorang pun, Raja Kebaikan Yang Agung bahkan menolak untuk memenjarakan atau melukai orang-orang yang berbuat salah. Mengetahui hal ini, salah seorang menteri tertingginya mencoba untuk mengambil keuntungan dari Beliau. Menteri ini membuat rencana untuk menipu beberapa wanita dalam tempat kediaman selir kerajaan. Setelah beberapa waktu, hal ini diketahui oleh semua dan dilaporkan kepada sang raja. Beliau memanggil menteri jahat ini kehadapannya dan berkata, "Saya telah menyelidiki dan menemukan bahwa kamu telah melakukan tindakan jahat. Hal ini telah tersebar dan kamu telah membuat dirimu sendiri hina di Benares ini. Jadi, akan lebih baik bagimu untuk pergi dan tinggal di tempat lain. Kamu boleh membawa semua harta kekayaan dan keluargamu. Pergilah ke mana pun yang kamu suka dan tinggallah di sana dengan bahagia. Belajarlah dari kesalahan ini."

Kemudian menteri ini membawa keluarga dan semua harta miliknya ke kota Kosala. Karena ia adalah orang yang sangat pintar, ia memiliki karir yang cemerlang dan menjadi seorang menteri raja. Dalam waktu singkat, ia menjadi penasehat yang paling dipercaya oleh Raja Kosala. Suatu hari, ia berkata, "Rajaku, saya datang ke sini dari Benares. Kota Benares adalah seperti sarang lebah di mana para lebah tidak memiliki sengat! Raja yang memerintah sangat lembut dan lemah. Hanya dengan sekumpulan tentara kecil, kamu dapat dengan mudah menaklukkan kota tersebut dan membuatnya menjadi milikmu."

Raja meragukan hal ini, jadi sang raja berkata, "Kamu adalah menteriku, tetapi kamu berbicara seperti seorang mata-mata yang membawaku menuju sebuah perangkap!" Ia menjawab, "Tidak rajaku. Jika kamu tidak percaya padaku, kirimlah mata-mata terbaikmu untuk memeriksa apa yang saya katakan. Saya tidak menipumu. Ketika para perampok dibawa ke hadapan Raja Benares, ia malah memberikan mereka uang, menasehati mereka untuk tidak mengambil apa yang tidak diberikan, dan kemudian melepaskan mereka kembali."

Sang raja memutuskan untuk mencari tahu kebenaran ini. Jadi, ia mengirim beberapa perampok untuk menyerang desa perbatasan yang jauh di wilayah Benares. Para orang desa menangkap para perusuh dan membawa mereka ke hadapan Raja Kebaikan Yang Agung. Beliau bertanya kepada mereka, "Kenapa kalian melakukan kejahatan seperti ini?"

Para perampok menjawab, "Yang Dipuja, kami adalah orang-orang miskin. Tidak ada cara untuk hidup tanpa uang. Karena kerajaanmu memiliki banyak pekerja, akibatnya tidak ada kerjaan sama sekali untuk kami lakukan. Jadi kami harus berbuat rusuh hanya untuk bertahan hidup. "Mendengar ini, sang raja memberikan mereka hadiah uang, menasehati mereka untuk mengubah cara hidup mereka, dan membebaskan mereka kembali.

Ketika Raja Kosala mendengar cerita ini, ia kembali mengirimkan segerombolan penjahat ke jalan-jalan di Benares. Mereka juga merampok toko-toko dan bahkan membunuh beberapa orang. Ketika mereka ditangkap dan dibawa ke hadapan Raja Kebaikan, Beliau memperlakukan mereka persis seperti para perampok pertama.

Mengetahui hal ini, Raja Kosala mulai menggerakkan pasukan dan gajahnya menuju Benares. Di masa itu, Raja Benares memiliki tentara perkasa termasuk gajah-gajah yang sangat perkasa. Ada begitu banyak prajurit-prajurit biasa, dan juga beberapa yang sebesar raksasa. Mereka terkenal dengan kemampuannya untuk menaklukkan seluruh India.

Prajurit-prajurit raksasa memberitahu Raja Kebaikan tentang sekelompok tentara kecil dari Kosala. Mereka meminta ijin untuk menyerang dan membunuh mereka semua. Tetapi Raja Kebaikan Yang Aung tidak mengirim mereka ke pertempuran. Beliau berkata, "Anak-anakku, janganlah bertempur hanya demi saya tetap menjadi raja. Jika kita menghancurkan hidup yang lain, kita juga menghancurkan kedamaian pikiran kita sendiri. Kenapa kita harus membunuh yang lain? Biarlah mereka memiliki kerajaan ini jika mereka begitu menginginkannya. Saya tidak akan bertempur."

Menteri-menteri kerajaan berkata, "Rajaku, kami akan menyerang mereka sendiri. Janganlah menguatirkan dirimu. Hanya, berikanlah kami perintah." Tetapi sekali lagi, Beliau mencegah mereka. Sementara itu, Raja Kosala mengirimkan peringatan kepada Beliau, memberitahu Beliau agar menyerah atau bertempur. Raja Kebaikan Yang Agung mengirimkan jawaban ini: "Saya tidak ingin kamu bertempur denganku, dan kamu juga tidak ingin saya bertempur denganmu. Jika kamu ingin kerajaan ini, kamu bisa miliki. Kenapa kita harus membunuh orang-orang untuk memutuskan nama raja mereka? Atau nama kerajaan ini sendiri?"

Mendengar hal ini, para menteri maju dan memohon, "Rajaku, mari kita keluar dengan tentara kita yang perkasa. Kita akan mengalahkan mereka dengan senjata-senjata kita dan menangkap mereka semua. Kita jauh lebih kuat dibandingkan mereka. Kita tidak akan membunuh seorang pun dari mereka. Dan di samping itu, jika kita menyerahkan kota ini, para tentara musuh dengan pasti akan membunuh kita semua!"

Tetapi Raja Kebaikan tidak tergerak sama sekali. Beliau menolak sama sekali untuk menyebabkan kerugian pada siapa pun. Beliau menjawab, "Bahkan jika kamu tidak bermaksud untuk membunuh, dengan bertempur banyak yang akan terluka. Akibat kecelakaan, beberapa mungkin mati. Tidak seorang pun yang tahu hal yang akan datang - apakah tindakan-tindakan kita sekarang benar atau salah. Oleh karenanya, saya tidak akan merugikan, atau menyebabkan yang lain rugi, satu makhluk hidup pun!"

Raja Kebaikan memerintahkan gerbang-gerbang kota dibuka untuk para penyerbu. Beliau membawa para menterinya ke lantai teratas istana dan menasehati mereka, "Jangan katakan apa pun dan cobalah untuk tetap tenang."

Raja Kosala memasuki kota Benares dan melihat ta seorang pun yang melawannya. Ia mengelilingi istana kerajaan. Ia menemukan bahkan pintu-pintu istana dibuka untuknya. Jadi dia dan para perajuritnya masuk dan pergi hingga lantai teratas. Mereka menangkap Raja Kebaikan Yang Agung. Para prajurit mengikat tangan raja yang dikalahkan itu dan juga para menteri-menterinya.

Kemudian mereka dibawa ke pekuburan di luar kota. Mereka dikubur hingga batas leher mereka, berdiri tegak, dengan hanya kepala mereka di atas tanah. Bahkan ketika tanah mengubur sekeliling lehernya, sang Bodhisattva tetap tanpa kemarahan dalam pikirannya dan tidak mengatakan apa pun. 
Disiplin dan kepatuhan kepada Raja Kebaikan adalah begitu tinggi sehingga tidak seorang menteri pun berkata satu sama yang lain. Tetapi Raja Kosala tidak memiliki rasa ampun. Ia berkata dengan kasar, "Datanglah malam, biarlah serigala-serigala melakukan yang mereka inginkan!" Dan begitulah hingga malam, pada tengah malam, segerombolan besar serigala berkeliaran di pekuburan itu. Mereka dapat mencium makanan berupa daging segar manusia yang menanti mereka.

Melihat kedatangan gerombolan ini, Raja Kebaikan dan para menterinya berteriak keras dan menakuti serigala-serigala itu. Dua kali ini terjadi. Kemudian para serigala yang cerdas ini menyadari, "Orang-orang ini pastilah ditaruh di sini untuk dibunuh dan dimakan oleh kami." Tidak lagi takut, mereka mengabikan terikan-teriakan. Pemimpin gerombolan serigala berjalan hingga di depan muka Raja Kebaikan. Sang raja menawarkan kerongkongannya pada binatang itu. Tetapi sebelum serigala itu dapat menggigit Beliau, sang raja menangkap dagu serigala itu dengan giginya. Tanpa melukai sang serigala, Raja Kebaikan menggigitnya dengan kencang hingga serigala itu melolong ketakutan. Ini menakutkan para pengikutnya dan mereka semua berlarian.

Sementara itu, sang pemimpin serigala bergerak maju dan mundur, berupaya keras untuk membebaskan dirinya dari rahang perkasa sang raja manusia. Akibat gerakannya, serigala ini melonggarkan tanah yang ada di sekeliling leher dan bahu sang raja. Kemudian Raja Kebaikan melepaskan serigala yang meraung ini. Beliau mampu membebaskan dirinya sendiri dari tanah yang telah longgar dan menarik dirinya sendiri ke atas tanah. Kemudian Beliau membebaskan semua menterinya yang ketakutan.  

Di dekat itu, ada tubuh yang mati. Tubuh ini tergeletak pada perbatasan wilayah yang dikuasai oleh dua setan yang bertentangan. Mereka berdebat atas pembagian tubuh itu, saling mengejek satu sama lain dengan cara yang hanya dapat dilakukan oleh setan.

Kemudian salah satu setan berkata, "Kenapa kita terus bertengkar? Di sana ada Raja Kebaikan Yang Agung dari Benares. Beliau terkenal di seluruh alam atas kebijakannya. Beliau akan membagi tubuh ini untuk kita." Mereka menarik tubuh itu ke hadapan sang Raja dan meminta Beliau untuk membaginya dengan adil. "Teman-temanku yang baik, saya akan dengan senang hati membagi ini untuk kalian. Tetapi saya kotor dan jorok. Saya harus membersihkan diriku sendiri terlebih dahulu."

Kedua setan itu menggunakan kekuatan gaib mereka untuk membawa air yang segar, parfum, baju, perhiasan dan bunga-bunga untuk sang raja dari istana Beliau di Benares. Beliau mandi, mewangikan dirinya sendiri, berpakaian, dan menutupi dirinya sendiri dengan perhiasan dan untaian bunga.

Setan-setan itu bertanya kepada Raja Kebaikan apakah ada hal lain yang dapat mereka lakukan. Beliau menjawab bahwa ia lapar. Jadi, sekali lagi dengan kekuatan gaib mereka, setan-setan itu membawa nasi berbumbu yang paling lezat dalam mangkuk emas dan air minum wangi dengan menggunakan gelas emas - juga dari istana kerajaan di Benares.

Ketika Beliau telah puas, Raja Kebaikan meminta mereka untuk membawakan Beliau pedang kerajaan dari bawah bantal Raja Kosala, yang sedang tidur di istana Benares. Dengan kekuatan gaib, hal ini juga dengan mudah terlaksana. Kemudian sang Raja menggunakan pedang itu untuk memotong tubuh mati itu menjadi dua bagian, tepat di tulang belakang. Beliau membersihkan pedang kerajaan dan menyampirkannya di pinggang.

Setan-setan yang kelaparan itu dengan gembira memakan tubuh mati yang dibagi dengan adil tersebut. Kemudian mereka dengan penuh hormat berkata kepada Raja Kebaikan, "Sekarang perut kami telah penuh, apakah ada hal lain yang dapat kami lakukan untuk menyenangkan kamu?" Beliau menjawab, "Dengan kekuatan gaibmu, bawalah saya ke tempat tidur saya sendiri di istana tepat di samping Raja Kosala. Juga, tariklah semua menteri-menteriku dan kembalikan mereka ke rumah mereka." Tanpa sepatah kata pun, setan-setan itu melakukan persis seperti permintaan sang Raja. 

Saat itu, Raja Kosala sedang tertidur di tempat tidur kerajaan. Raja Kebaikan Yang Agung dengan lembut menyentuh perut Raja yang sedang tidur itu dengan pedang kerajaan. Sang Raja terbangun dengan sangat terkejut. Dalam cahaya lampu yang redup, ia ketakukan melihat Raja Kebaikan di sampingnya dengan pedang di tangan. Ia sampai menggosok matanya untuk memastikan ia tidak sedang bermimpi buruk!

Kemudian ia bertanya kepada sang Raja agung, "Rajaku, bagaimana kamu dapat sampai di sini dengan seluruh prajuritku berjaga? Kamu telah dikubur hingga lehermu di pekuburan - bagaimana kamu dapat bersih tanpa noda, berbau wangi, berpakaian dalam jubah kerajaanmu, dan memakai perhiasan yang gemerlap serta untaian bunga yang indah?"

Raja Kebaikan menceritakan padanya tentang perjuangannya dari gerombolan serigala. Beliau juga menceritakan tentang kedua setan yang datang kepada Beliau untuk menyelesaikan pertengkaran mereka. Dan Beliau berkata betapa mereka dengan penuh terima kasih membantunya dengan kekuatan gaib mereka. Mendengar hal ini, Raja Kosala diliputi oleh perasaan malu. Ia membungkukkan kepalanya kepada Raja Kebaikan Yang Agung dan berteriak, "Oh Raja agung, setan-setan kejam yang bodoh itu, yang hidup dengan memakan daging dan meminum darah tubuh mati - mereka tahu akan kebaikanmu yang agung. Tetapi saya, yang cukup beruntung untuk terlahir sebagai manusia yang cerdas dan beradab - Saya terlalu bodoh untuk melihat bagaimana menakjubkannya kebaikanmu yang murni."

"Saya berjanji tidak akan pernah berencana untuk melawanmu lagi, rajaku - kamu telah mencapai tanpa merugikan yang demikian sempurna. Dan saya berjanji untuk melayanimu selamanya sebagai temanmu yang sejati. Mohon maafkan aku, Raja agung." Kemudian, sebagaimana seorang pelayan, Raja Kosala membaringkan Raja Kebaikan Yang Agung di tempat tidur kerajaannya, sedangkan dirinya sendiri berbaring di atas dipan kecil.

Hari berikutnya, Raja Kosala memanggil semua prajuritnya ke halaman kerajaan. Di sana, ia mengumumkan pujian kepada Raja Benares dan memohon maaf sekali lagi. Ia mengembalikan kerajaan itu dan berjanji bahwa ia akan selalu melindungi Raja Kebaikan. Kemudian ia menghukum penasehatnya itu, menteri yang jahat, dan kembali ke Kosala dengan semua prajurit dan gajahnya.

Raja Kebaikan Yang Agung duduk dengan penuh keagungan di atas tahta emasnya, dengan kaki tahta seperti kaki rusa. Beliau dipayungi dengan payung kerajaan yang putih cemerlang. Beliau mengajarkan para pengikut setianya dengan berkata, "Orang-orang Benares, kebajikan dimulai dengan tidak melakukan lima tindakan tidak bajik sama sekali. Kualitas tertinggi dari orang baik, apakah penguasa atau pengikutnya, adalah kebaikan hati dan kasih sayang. Dipenuhi dengan kualitas-kualitas ini, seseorang tidak akan merugikan yang lain - tidak masalah apa pun alasan atau harganya. Tidak masalah betapa berbahaya ancaman yang ada, seseorang harus tabah hingga keagungan kebaikan hati menang pada akhirnya."

Di seluruh wilayah kekuasaannya, orang-orang Benares hidup dengan damai dan bahagia. Raja Kebaikan Yang Agung melanjutkan perbuatan-perbuatan bajik. Akhirnya Beliau meninggal dan terlahir kembali sebagaimana yang Beliau inginkan.

1 komentar:

  1. Casinos Near Me - DRMCD
    Wanna bet 계룡 출장샵 on 상주 출장안마 horse racing? 논산 출장안마 · Casinos Near Me - DRMCD has partnered with BetMGM. This interactive map shows 통영 출장마사지 the five closest casinos 창원 출장마사지 in Michigan.

    BalasHapus